Kamis, 31 Desember 2009

Tanaman Brotowali, Pahit tapi Bermanfaat

ORANG-orang kuno di desa-desa biasa memelihara tanaman brotowali. Tanaman yang merambat dan rasanya sangat pahit itu banyak manfaatnya terutama untuk mengobati beberapa penyakit. Dikenal juga sebagai tanaman obat, sehingga hampir semua industri jamu memiliki kebun brotowali.

Nama latinnya Tinospora crispa (L) termasuk suku Menispermaceae (bamban-bambanan). Orang Jawa menyebutnya juga dengan nama lain seperti putrawali atau antawali atau daun gedel. 

Penduduk Bali dan NTB juga menyebut antawali. Orang Sunda menamakannya andawali.

Bagian yang dimanfaatkan batang dan/atau rantingnya yang dalam bahasa latinnya disebut Tinosporae Caulis. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium tanaman ini mengandung pati, alkaloid yang terdiri dari N-asetil-nornuciferin, N-formil-annonain, dan N-formilnornuceferin. Disamping itu ditemukan pula suatu glikosida furanoditerpen yang berasa pahit. Pada akar tanaman juga terdapat alkaloid berberin.

Sebagai obat tradisional air rebusan batang atau ranting brotowali manjur untuk mengobati penyakit malaria, demam, penyakit kulit, serta membersihkan ginjal dan menyembuhkan luka. Batang brotowali penuh ditutupi dengan kutil dan mengandung banyak air. Rebusan batang brotowali juga merangsang kerja pernapasan dan menggiatkan pertukaran zat sehingga dapat menurunkan panas.

Kandungan berberin untuk membunuh bakteri pada luka. Kandungan bahan yang lain dimanfaatkan untuk menambah nafsu makan maupun menurunkan kadar gula darah. Batang brotowali juga digunakan untuk pengobatan penyakit kuning, kencing manis dan nyeri perut. Pada pemakaian sebagai obat luar, rendaman batang brotowali bisa digunakan untuk membersihkan luka atau kudis.

Karena rasanya yang sangat pahit, mungkin darah pemakai brotowali juga berasa pahit. ''Terbukti nyamuk pun tak mau menggigit'', kata Albertus Soetjipto yang biasa mengonsumsi brotowali. Ia mengaku di rumahnya Kampung Manggarai, Jakarta, ia menanam brotowali hingga tumbuh subur bahkan menjalar kemana-mana sampai ke atas genting.

Menanam brotowali sangatlah mudah. Hanya dengan memotong batangnya lalu ditancapkan di tanah (stek), bisa hidup. Potongan batang yang akan ditanam tidak perlu panjang, cukup satu jengkal saja bisa hidup, namun tanaman ini lebih suka di tanah yang gembur dan ada perlindungan. Jamu rebusan lain yang pahitnya hampir sama dengan rebusan brotowali, diantaranya sambiloto dan rebusan daun johar. (HA Manan-35)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar