Kamis, 31 Desember 2009

Tablet
Tablet adalah bahan sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bentuk dan penandaan permukaan yang tergantung pada desain cetakan (FI IV, 1995). Komposisi tablet terdiri atas zat aktif dan eksipien. Eksipien terdiri atas pengisi, pengikat, penghancur, pelincir (lubrikan, glidan, dan anti adherent).
Sediaan tablet dapat dibedakan dalam beberapa kategori berdasarkan tujuan penggunaannya. Tablet biasanya diformulasikan untuk dapat larut atau terdispersi dalam air selama pemerian. Beberapa tablet dimaksudkan agar dapat larut secara perlahan dalam mulut, misalnya lozenges atau tablet sublingual. Ada juga tablet yang menghasilkan pelepasan obat yang diperlambat atau diatur dengan menahan kecepatan pelepasan (Aulton, 1988). 
Berdasarkan cara pembuatan, tablet dapat digolongkan menjadi tablet cetak dan tablet kempa. Tablet cetak dibuat dengan cara menekan masa serbuk lembap dengan tekanan rendah ke dalam cetakan. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja (tahan karat). Rentang sistem penghantaran sediaan tablet mulai dari yang sederhana (pelepasan segera) sampai sistem penghantaran dimodifikasi. Sasaran utama sediaan tablet adalah penghantaran obat ke lokasi kerja dalam jumlah cukup (FI IV, 1995).
Unit tablet dalam satu batch harus mempunyai keseragaman bobot, keseragaman kandungan, serta kadar zat aktif yang harus memenuhi syarat. Ketentuan lain yang juga penting dari massa tablet yaitu massa tablet harus homogen dan massa kempa harus mengalir lancar ke lubang kempa. Massa kempa adalah massa tablet yang terdiri dari campuran fase dalam dan fase luar yang telah diproses untuk siap dikempa menjadi tablet. Metode pembuatan tablet terdiri atas granulasi basah, granulasi kering, dan kempa lansung (Marshall, 1999).
 Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembuatan tablet:
A. Tahapan pertama
1. Penghalusan serbuk bahan aktif (jika masih berbentuk serpihan, gumpalan kasar, atau aglomerasi yang telah membatu).
2. Pencampuran yang merupakan tahap yang paling penting karena akan menentukan homogenitas kandungan terutama untuk sediaan tablet dengan kadar obat rendah.
B. Tahap kedua 
1. Granulasi basah menggunakan pelarut air dan non air
2. Granulasi kering, yaitu mencetak massa dengan mesin slugging dengan tekanan tidak terlalu tinggi lalu dihancurkan menjadi granul.
3. Cetak langsung, yaitu proses pencetakan tablet dengan tekanan tertentu setelah dilakukan proses pencampuran komponen formulasi sampai homogen.


C. Tahap ketiga
Setelah digranulasi, bahan dikeringkan kemudian granul dicampur dengan eksipen yang lain, seperti pelincir, dan lain-lain. Sesudah tahapan ini, massa cetak siap dicetak menjadi tablet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar