Kamis, 31 Desember 2009

2.5 Analgetik – antiradang non steroid ( NSAID)
2.5.1 Analgetik
Analgetik adalah senyawa yang dalam dosis terapeutik meringankan atau menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestesi. Patofisiologis nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang paling sering. Pada nyeri Prostaglandin hanya berperan pada nyeri yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau inflamasi. Penelitian telah membuktikan bahwa Prostaglandin menyebabkan sensitisasi reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi. Jadi Prostaglandin menimbulkan keadaan hiperalgesia, kemudian mediator kimiawi seperti bradykinin dan histamin merangsangnya dan menimbulkan nyeri yang nyata.(10)
2.5.2 Antiradang ( Antiinflamasi )
  Inflamasi (radang) adalah reaksi tubuh terhadap mikroorganisme, bahan asing. Yang ditandai dengan panas, bengkak, kemerahan, nyeri dan gangguan fungsi. Respon inflamasi terjadi dalam tiga fase dan diperantarai mekanisme yang berbeda : 
(1) Fase akut, dengan ciri vasodilatasi lokal dan diperantarai permeabilitas kapiler.
(2) Reaksi lambat, tahap subakut dengan ciri infiltrasi sel leukosit dan fagosit.
(3) Fase proliferatif kronik, dimana degenerasi fibrosis terjadi.
Obat analgesik AINS merupakan salah satu kelompok obat yang banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep dokter. Obat – obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen secara kimia.(10)
Klarifikasi kimiawi AINS, tidak banyak manfaat kliniknya, karena ada AINS dari subgolongan yang sama memiliki sifat yang berbeda, sebaliknya ada obat AINS yang berbeda subgolongan tetapi memiliki sifat yang serupa. Ternyata sebagian besar efek terapi dan efek sampingnya berdasarkan atas penghambatan biosintesis Prostaglandin.(10)
Obat – obat AINS bekerja di perifer memiliki spektrum kerja farmakologi yang sama. Walaupun struktur kimianya berbeda-beda. Disamping bekerja sebagai analgetik, obat ini juga bekerja sebagai antiinflamasi dan antipiretik.(4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar